Psikologi Manajemen : Kekuasaan

Pendahuluan
Dewasa ini segala sesuatu peraturan bahkan perubahan selalu terkait dengan Kekuasaan baik itu kekuasaan individu ataupun institusi/kelompok, yang dimana hasil dari kekuasaan tersebut tentu akan menghasilkan suatu efek baik itu positif atau negatif dan dapat dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh masyarakat luas atau juga oleh orang-orang di  sekitar institusi.

Kekuasaan secara Umum dapat diartikan suatu kemampuan yang terdapat dalam diri manusia atau kelompok maanusia yang daoat mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok orang lain dalam interaksinya sehingga hasil dari interaksi yang dilakukan secara aktif ini dapat menimbulkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan keinginan yang terdapat pada orang atau kelompok orang yang berkuasa itu. Dengan memahami hal tersebut tentu dapat membantu kita untuk lebih mengetahui cara mengoptimalkan kekuatan kekuasaan serta cara memanfaatkan kekuasaan secara baik dan bertanggung jawab.

Teori
Definisi Kekuasaan
Gibson et al.,1990Kekuasaan adalah kemempuan seseorang untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan cara yang dikehendaki. 

Miriam Budiardjo,2002Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.

Ramlan Surbakti,1992Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi. Dalam hal ini kekuasaan seorang pemimpin memerlukan basis kekuasaan.

Sumber-Sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
Basis kekuasaan pemimpin dapat berasal dari berbagai sumber, secara teoritis dapat dikatakan bahwa basis kekuasaa pemimpin dapat berasal dari kekuasaan antar pribadi, yang berasal dari: kekuasaan legitimasi, kekeuasaan imbalan, kekeuasaan keahlian dan kekuasaan referen. Kelima basis kekuasaan antar pribadi ini tidak berdiri sendiri, seorang pemimpin dapat menggunakannya secara kombinasi, sehingga dapat mempengaruhi orang lain.

1. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Biasanya pemimpin yang seperti ini selalu bergantung pada kekeuatan fiskal dan mental yang ada padanya, dan pemimpin yang mengamalkan kuasa ini tidak menghargai keupayaan sebenar yang ada pada kakitangannya.

2. Kuasa Insentif (Reward Power)
Karyawan yang menerima reward power berarti mendapatkan suatu kuasa yang positif dan meyebabkan perubahan dan tingkah laku seseorang.

3. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power)
Kuasa yang sah timbul dari persepsi individu terhadap sesuatu arahan yang diberikan.

4. Kekuasaan Ahli (Expert Power)
Kuasa ini timbul apabila A mempunyai sumber dari segi kepakaran, kemahiran dan pengetahuan yang tinggi dari pandangan B. Maka apa yang diberikan dan diharapkan oleh A ke atas B akan dituruti dengan mudahnya. Kuasa pakar di peroleh oleh mereka yang mempunyai pengetahuan atau kemahiran dalam bidang-bidang tertentu contohnya guru matematika mahir dalam bidangnya dan kemungkinan besar tidak mahir dalam bidang lain seperti mata pelajaran geografi.

5. Kekuasaan Rujukan (Referent Power)
Pemimpin dijadikan sebagai rujukan atau contoh kepada pengikut kerana mempunyai kualiti, karisma dan reputasi yang baik. Apabila dikaitkan dengan karisma, Weber menyatakan ia bukannya bersifat ketuhanan tetapi kualitas luar biasa pada sifatnya yang dipenuhi dengan tenaga, keyakinan, wawasan masyarakat akan datang.
Contoh Kasus :
Seorang pimpinan masuk lebih awal dari karyawannya , sehingga karyawannya mengikuti pimpinan sebagai role model atau idola mereka.

Daftar Pustaka
  • Wirawan Sarwono, Sarlito (2005). Psikologi Sosial Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Anwar, H. Fuad (2004). Melawan Gus Dur, Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar